26 December 2009

FESTIVAL PEMBANGUNAN USAHAWAN MELAYU PERINGKAT ZON SELATAN

Salam
 
Dengan segala hormatnya adalah dimaklumkan DPMM akan menganjurkan Festival Pembangunan Usahawan (Zon Selatan) seperti maklumat berikut:-
 
Tarikh    : 8-10 Januari 2010
Tempat :Dewan Jubli Intan, Muar Johor.
Masa     : 10.00 pagi - 10.00 malam
 
Festival tersebut akan dirasmikan oleh YAB Tan Sri Muhyiddin Yassin, Timbalan Perdana Menteri Malaysia. 
Sebarang pertanyaan lanjut sila hubungi Cik Hidayah di talian 03-2096 2233/2096 1011.

04 November 2009

Sejarah Singkat Imam Syafi'e

Nama dan Nasab

Beliau bernama Muhammad dengan kun-yah Abu Abdillah. Nasab beliau secara lengkap adalah Muhammad bin Idris bin al-‘Abbas bin ‘Utsman bin Syafi‘ bin as-Saib bin ‘Ubayd bin ‘Abdu Zayd bin Hasyim bin al-Muththalib bin ‘Abdu Manaf bin Qushay. Nasab beliau bertemu dengan nasab Rasulullah pada diri ‘Abdu Manaf bin Qushay. Dengan begitu, beliau masih termasuk sanak kandung Rasulullah karena masih terhitung keturunan paman-jauh beliau , yaitu Hasyim bin al-Muththalib.
Bapak beliau, Idris, berasal dari daerah Tibalah (Sebuah daerah di wilayah Tihamah di jalan menuju ke Yaman). Dia seorang yang tidak berpunya. Awalnya dia tinggal di Madinah lalu berpindah dan menetap di ‘Asqalan (Kota tepi pantai di wilayah Palestina) dan akhirnya meninggal dalam keadaan masih muda di sana. Syafi‘, kakek dari kakek beliau, -yang namanya menjadi sumber penisbatan beliau (Syafi‘i)- menurut sebagian ulama adalah seorang sahabat shigar (yunior) Nabi. As-Saib, bapak Syafi‘, sendiri termasuk sahabat kibar (senior) yang memiliki kemiripan fisik dengan Rasulullah saw. Dia termasuk dalam barisan tokoh musyrikin Quraysy dalam Perang Badar. Ketika itu dia tertawan lalu menebus sendiri dirinya dan menyatakan masuk Islam.
Para ahli sejarah dan ulama nasab serta ahli hadits bersepakat bahwa Imam Syafi‘i berasal dari keturunan Arab murni. Imam Bukhari dan Imam Muslim telah memberi kesaksian mereka akan kevalidan nasabnya tersebut dan ketersambungannya dengan nasab Nabi, kemudian mereka membantah pendapat-pendapat sekelompok orang dari kalangan Malikiyah dan Hanafiyah yang menyatakan bahwa Imam Syafi‘i bukanlah asli keturunan Quraysy secara nasab, tetapi hanya keturunan secara wala’ saja.
Adapun ibu beliau, terdapat perbedaan pendapat tentang jati dirinya. Beberapa pendapat mengatakan dia masih keturunan al-Hasan bin ‘Ali bin Abu Thalib, sedangkan yang lain menyebutkan seorang wanita dari kabilah Azadiyah yang memiliki kun-yah Ummu Habibah. Imam an-Nawawi menegaskan bahwa ibu Imam Syafi‘i adalah seorang wanita yang tekun beribadah dan memiliki kecerdasan yang tinggi. Dia seorang yang faqih dalam urusan agama dan memiliki kemampuan melakukan istinbath.
 

Waktu dan Tempat Kelahirannya

Beliau dilahirkan pada tahun 150H. Pada tahun itu pula, Abu Hanifah wafat sehingga dikomentari oleh al-Hakim sebagai isyarat bahwa beliau adalah pengganti Abu Hanifah dalam bidang yang ditekuninya.
Tentang tempat kelahirannya, banyak riwayat yang menyebutkan beberapa tempat yang berbeda. Akan tetapi, yang termasyhur dan disepakati oleh ahli sejarah adalah kota Ghazzah (Sebuah kota yang terletak di perbatasan wilayah Syam ke arah Mesir. Tepatnya di sebelah Selatan Palestina. Jaraknya dengan kota Asqalan sekitar dua farsakh). Tempat lain yang disebut-sebut adalah kota Asqalan dan Yaman.
Ibnu Hajar memberikan penjelasan bahwa riwayat-riwayat tersebut dapat digabungkan dengan dikatakan bahwa beliau dilahirkan di sebuah tempat bernama Ghazzah di wilayah Asqalan. Ketika berumur dua tahun, beliau dibawa ibunya ke negeri Hijaz dan berbaur dengan penduduk negeri itu yang keturunan Yaman karena sang ibu berasal dari kabilah Azdiyah (dari Yaman). Lalu ketika berumur 10 tahun, beliau dibawa ke Mekkah, karena sang ibu khawatir nasabnya yang mulia lenyap dan terlupakan.
 

Pertumbuhannya dan Pengembaraannya Mencari Ilmu

Di Mekkah, Imam Syafi ‘i dan ibunya tinggal di dekat Syi‘bu al-Khaif. Di sana, sang ibu mengirimnya belajar kepada seorang guru. Sebenarnya ibunya tidak mampu untuk membiayainya, tetapi sang guru ternyata rela tidak dibayar setelah melihat kecerdasan dan kecepatannya dalam menghafal. Imam Syafi‘i bercerita, “Di al-Kuttab (sekolah tempat menghafal Alquran), saya melihat guru yang mengajar di situ membacakan murid-muridnya ayat Alquran, maka aku ikut menghafalnya. Sampai ketika saya menghafal semua yang dia diktekan, dia berkata kepadaku, “Tidak halal bagiku mengambil upah sedikitpun darimu.” Dan ternyata kemudian dengan segera guru itu mengangkatnya sebagai penggantinya (mengawasi murid-murid lain) jika dia tidak ada. Demikianlah, belum lagi menginjak usia baligh, beliau telah berubah menjadi seorang guru.
Setelah rampung menghafal Alquran di al-Kuttab, beliau kemudian beralih ke Masjidil Haram untuk menghadiri majelis-majelis ilmu di sana. Sekalipun hidup dalam kemiskinan, beliau tidak berputus asa dalam menimba ilmu. Beliau mengumpulkan pecahan tembikar, potongan kulit, pelepah kurma, dan tulang unta untuk dipakai menulis. Sampai-sampai tempayan-tempayan milik ibunya penuh dengan tulang-tulang, pecahan tembikar, dan pelepah kurma yang telah bertuliskan hadits-hadits Nabi. Dan itu terjadi pada saat beliau belum lagi berusia baligh. Sampai dikatakan bahwa beliau telah menghafal Alquran pada saat berusia 7 tahun, lalu membaca dan menghafal kitab Al-Muwaththa’ karya Imam Malik pada usia 12 tahun sebelum beliau berjumpa langsung dengan Imam Malik di Madinah.
Beliau juga tertarik mempelajari ilmu bahasa Arab dan syair-syairnya. Beliau memutuskan untuk tinggal di daerah pedalaman bersama suku Hudzail yang telah terkenal kefasihan dan kemurnian bahasanya, serta syair-syair mereka. Hasilnya, sekembalinya dari sana beliau telah berhasil menguasai kefasihan mereka dan menghafal seluruh syair mereka, serta mengetahui nasab orang-orang Arab, suatu hal yang kemudian banyak dipuji oleh ahli-ahli bahasa Arab yang pernah berjumpa dengannya dan yang hidup sesudahnya. Namun, takdir Allah telah menentukan jalan lain baginya. Setelah mendapatkan nasehat dari dua orang ulama, yaitu Muslim bin Khalid az-Zanji -mufti kota Mekkah-, dan al-Husain bin ‘Ali bin Yazid agar mendalami ilmu fiqih, maka beliau pun tersentuh untuk mendalaminya dan mulailah beliau melakukan pengembaraannya mencari ilmu.
Beliau mengawalinya dengan menimbanya dari ulama-ulama kotanya, Mekkah, seperti Muslim bin Khalid, Dawud bin Abdurrahman al-‘Athar, Muhammad bin Ali bin Syafi’ –yang masih terhitung paman jauhnya-, Sufyan bin ‘Uyainah –ahli hadits Mekkah-, Abdurrahman bin Abu Bakar al-Maliki, Sa’id bin Salim, Fudhail bin ‘Iyadh, dan lain-lain. Di Mekkah ini, beliau mempelajari ilmu fiqih, hadits, lughoh, dan Muwaththa’ Imam Malik. Di samping itu beliau juga mempelajari keterampilan memanah dan menunggang kuda sampai menjadi mahir sebagai realisasi pemahamannya terhadap ayat 60 surat Al-Anfal. Bahkan dikatakan bahwa dari 10 panah yang dilepasnya, 9 di antaranya pasti mengena sasaran.
Setelah mendapat izin dari para syaikh-nya untuk berfatwa, timbul keinginannya untuk mengembara ke Madinah, Dar as-Sunnah, untuk mengambil ilmu dari para ulamanya. Terlebih lagi di sana ada Imam Malik bin Anas, penyusun al-Muwaththa’. Maka berangkatlah beliau ke sana menemui sang Imam. Di hadapan Imam Malik, beliau membaca al-Muwaththa’ yang telah dihafalnya di Mekkah, dan hafalannya itu membuat Imam Malik kagum kepadanya. Beliau menjalani mulazamah kepada Imam Malik demi mengambil ilmu darinya sampai sang Imam wafat pada tahun 179. Di samping Imam Malik, beliau juga mengambil ilmu dari ulama Madinah lainnya seperti Ibrahim bin Abu Yahya, ‘Abdul ‘Aziz ad-Darawardi, Athaf bin Khalid, Isma‘il bin Ja‘far, Ibrahim bin Sa‘d dan masih banyak lagi.
Setelah kembali ke Mekkah, beliau kemudian melanjutkan mencari ilmu ke Yaman. Di sana beliau mengambil ilmu dari Mutharrif bin Mazin dan Hisyam bin Yusuf al-Qadhi, serta yang lain. Namun, berawal dari Yaman inilah beliau mendapat cobaan –satu hal yang selalu dihadapi oleh para ulama, sebelum maupun sesudah beliau-. Di Yaman, nama beliau menjadi tenar karena sejumlah kegiatan dan kegigihannya menegakkan keadilan, dan ketenarannya itu sampai juga ke telinga penduduk Mekkah. Lalu, orang-orang yang tidak senang kepadanya akibat kegiatannya tadi mengadukannya kepada Khalifah Harun ar-Rasyid, Mereka menuduhnya hendak mengobarkan pemberontakan bersama orang-orang dari kalangan Alawiyah.
Sebagaimana dalam sejarah, Imam Syafi‘i hidup pada masa-masa awal pemerintahan Bani ‘Abbasiyah yang berhasil merebut kekuasaan dari Bani Umayyah. Pada masa itu, setiap khalifah dari Bani ‘Abbasiyah hampir selalu menghadapi pemberontakan orang-orang dari kalangan ‘Alawiyah. Kenyataan ini membuat mereka bersikap sangat kejam dalam memadamkan pemberontakan orang-orang ‘Alawiyah yang sebenarnya masih saudara mereka sebagai sesama Bani Hasyim. Dan hal itu menggoreskan rasa sedih yang mendalam pada kaum muslimin secara umum dan pada diri Imam Syafi‘i secara khusus. Dia melihat orang-orang dari Ahlu Bait Nabi menghadapi musibah yang mengenaskan dari penguasa. Maka berbeda dengan sikap ahli fiqih selainnya, beliau pun menampakkan secara terang-terangan rasa cintanya kepada mereka tanpa rasa takut sedikitpun, suatu sikap yang saat itu akan membuat pemiliknya merasakan kehidupan yang sangat sulit.
Sikapnya itu membuatnya dituduh sebagai orang yang bersikap tasyayyu‘, padahal sikapnya sama sekali berbeda dengan tasysyu’ model orang-orang syi‘ah. Bahkan Imam Syafi‘i menolak keras sikap tasysyu’ model mereka itu yang meyakini ketidakabsahan keimaman Abu Bakar, Umar, serta ‘Utsman , dan hanya meyakini keimaman Ali, serta meyakini kemaksuman para imam mereka. Sedangkan kecintaan beliau kepada Ahlu Bait adalah kecintaan yang didasari oleh perintah-perintah yang terdapat dalam Alquran maupun hadits-hadits shahih. Dan kecintaan beliau itu ternyata tidaklah lantas membuatnya dianggap oleh orang-orang syiah sebagai ahli fiqih madzhab mereka.
Tuduhan dusta yang diarahkan kepadanya bahwa dia hendak mengobarkan pemberontakan, membuatnya ditangkap, lalu digelandang ke Baghdad dalam keadaan dibelenggu dengan rantai bersama sejumlah orang-orang ‘Alawiyah. Beliau bersama orang-orang ‘Alawiyah itu dihadapkan ke hadapan Khalifah Harun ar-Rasyid. Khalifah menyuruh bawahannya menyiapkan pedang dan hamparan kulit. Setelah memeriksa mereka seorang demi seorang, ia menyuruh pegawainya memenggal kepala mereka. Ketika sampai pada gilirannya, Imam Syafi‘i berusaha memberikan penjelasan kepada Khalifah. Dengan kecerdasan dan ketenangannya serta pembelaan dari Muhammad bin al-Hasan -ahli fiqih Irak-, beliau berhasil meyakinkan Khalifah tentang ketidakbenaran apa yang dituduhkan kepadanya. Akhirnya beliau meninggalkan majelis Harun ar-Rasyid dalam keadaan bersih dari tuduhan bersekongkol dengan ‘Alawiyah dan mendapatkan kesempatan untuk tinggal di Baghdad.
Di Baghdad, beliau kembali pada kegiatan asalnya, mencari ilmu. Beliau meneliti dan mendalami madzhab Ahlu Ra’yu. Untuk itu beliau berguru dengan mulazamah kepada Muhammad bin al-Hassan. Selain itu, kepada Isma‘il bin ‘Ulayyah dan Abdul Wahhab ats-Tsaqafiy dan lain-lain. Setelah meraih ilmu dari para ulama Irak itu, beliau kembali ke Mekkah pada saat namanya mulai dikenal. Maka mulailah ia mengajar di tempat dahulu ia belajar. Ketika musim haji tiba, ribuan jamaah haji berdatangan ke Mekkah. Mereka yang telah mendengar nama beliau dan ilmunya yang mengagumkan, bersemangat mengikuti pengajarannya sampai akhirnya nama beliau makin dikenal luas. Salah satu di antara mereka adalah Imam Ahmad bin Hanbal.
Ketika kamasyhurannya sampai ke kota Baghdad, Imam Abdurrahman bin Mahdi mengirim surat kepada Imam Syafi‘i memintanya untuk menulis sebuah kitab yang berisi khabar-khabar yang maqbul, penjelasan tentang nasikh dan mansukh dari ayat-ayat Alquran dan lain-lain. Maka beliau pun menulis kitabnya yang terkenal, Ar-Risalah.
Setelah lebih dari 9 tahun mengajar di Mekkah, beliau kembali melakukan perjalanan ke Irak untuk kedua kalinya dalam rangka menolong madzhab Ash-habul Hadits di sana. Beliau mendapat sambutan meriah di Baghdad karena para ulama besar di sana telah menyebut-nyebut namanya. Dengan kedatangannya, kelompok Ash-habul Hadits merasa mendapat angin segar karena sebelumnya mereka merasa didominasi oleh Ahlu Ra’yi. Sampai-sampai dikatakan bahwa ketika beliau datang ke Baghdad, di Masjid Jami ‘ al-Gharbi terdapat sekitar 20 halaqah Ahlu Ra ‘yu. Tetapi ketika hari Jumat tiba, yang tersisa hanya 2 atau 3 halaqah saja.
Beliau menetap di Irak selama dua tahun, kemudian pada tahun 197 beliau balik ke Mekkah. Di sana beliau mulai menyebar madzhabnya sendiri. Maka datanglah para penuntut ilmu kepadanya meneguk dari lautan ilmunya. Tetapi beliau hanya berada setahun di Mekkah.
Tahun 198, beliau berangkat lagi ke Irak. Namun, beliau hanya beberapa bulan saja di sana karena telah terjadi perubahan politik. Khalifah al-Makmun telah dikuasai oleh para ulama ahli kalam, dan terjebak dalam pembahasan-pembahasan tentang ilmu kalam. Sementara Imam Syafi‘i adalah orang yang paham betul tentang ilmu kalam. Beliau tahu bagaimana pertentangan ilmu ini dengan manhaj as-salaf ash-shaleh –yang selama ini dipegangnya- di dalam memahami masalah-masalah syariat. Hal itu karena orang-orang ahli kalam menjadikan akal sebagai patokan utama dalam menghadapi setiap masalah, menjadikannya rujukan dalam memahami syariat padahal mereka tahu bahwa akal juga memiliki keterbatasan-keterbatasan. Beliau tahu betul kebencian meraka kepada ulama ahlu hadits. Karena itulah beliau menolak madzhab mereka.
Dan begitulah kenyataannya. Provokasi mereka membuat Khalifah mendatangkan banyak musibah kepada para ulama ahlu hadits. Salah satunya adalah yang dikenal sebagai Yaumul Mihnah, ketika dia mengumpulkan para ulama untuk menguji dan memaksa mereka menerima paham Alquran itu makhluk. Akibatnya, banyak ulama yang masuk penjara, bila tidak dibunuh. Salah satu di antaranya adalah Imam Ahmad bin Hanbal. Karena perubahan itulah, Imam Syafi‘i kemudian memutuskan pergi ke Mesir. Sebenarnya hati kecilnya menolak pergi ke sana, tetapi akhirnya ia menyerahkan dirinya kepada kehendak Allah. Di Mesir, beliau mendapat sambutan masyarakatnya. Di sana beliau berdakwah, menebar ilmunya, dan menulis sejumlah kitab, termasuk merevisi kitabnya ar-Risalah, sampai akhirnya beliau menemui akhir kehidupannya di sana.
 

Keteguhannya Membela Sunnah

Sebagai seorang yang mengikuti manhaj Ash-habul Hadits, beliau dalam menetapkan suatu masalah terutama masalah aqidah selalu menjadikan Alquran dan Sunnah Nabi sebagai landasan dan sumber hukumnya. Beliau selalu menyebutkan dalil-dalil dari keduanya dan menjadikannya hujjah dalam menghadapi penentangnya, terutama dari kalangan ahli kalam. Beliau berkata, “Jika kalian telah mendapatkan Sunnah Nabi, maka ikutilah dan janganlah kalian berpaling mengambil pendapat yang lain.” Karena komitmennya mengikuti sunnah dan membelanya itu, beliau mendapat gelar Nashir as-Sunnah wa al-Hadits.
Terdapat banyak atsar tentang ketidaksukaan beliau kepada Ahli Ilmu Kalam, mengingat perbedaan manhaj beliau dengan mereka. Beliau berkata, “Setiap orang yang berbicara (mutakallim) dengan bersumber dari Alquran dan sunnah, maka ucapannya adalah benar, tetapi jika dari selain keduanya, maka ucapannya hanyalah igauan belaka.” Imam Ahmad berkata, “Bagi Syafi‘i jika telah yakin dengan keshahihan sebuah hadits, maka dia akan menyampaikannya. Dan prilaku yang terbaik adalah dia tidak tertarik sama sekali dengan ilmu kalam, dan lebih tertarik kepada fiqih.” Imam Syafi ‘i berkata, “Tidak ada yang lebih aku benci daripada ilmu kalam dan ahlinya” Al-Mazani berkata, “Merupakan madzhab Imam Syafi‘i membenci kesibukan dalam ilmu kalam. Beliau melarang kami sibuk dalam ilmu kalam.”
Ketidaksukaan beliau sampai pada tingkat memberi fatwa bahwa hukum bagi ahli ilmu kalam adalah dipukul dengan pelepah kurma, lalu dinaikkan ke atas punggung unta dan digiring berkeliling di antara kabilah-kabilah dengan mengumumkan bahwa itu adalah hukuman bagi orang yang meninggalkan Alquran dan Sunnah dan memilih ilmu kalam.
 

Wafatnya

Karena kesibukannya berdakwah dan menebar ilmu, beliau menderita penyakit bawasir yang selalu mengeluarkan darah. Makin lama penyakitnya itu bertambah parah hingga akhirnya beliau wafat karenanya. Beliau wafat pada malam Jumat setelah shalat Isya’ hari terakhir bulan Rajab permulaan tahun 204 dalam usia 54 tahun. Semoga Allah memberikan kepadanya rahmat-Nya yang luas.
Ar-Rabi menyampaikan bahwa dia bermimpi melihat Imam Syafi‘i, sesudah wafatnya. Dia berkata kepada beliau, “Apa yang telah diperbuat Allah kepadamu, wahai Abu Abdillah ?” Beliau menjawab, “Allah mendudukkan aku di atas sebuah kursi emas dan menaburkan pada diriku mutiara-mutiara yang halus”
 

Karangan-Karangannya

Sekalipun beliau hanya hidup selama setengah abad dan kesibukannya melakukan perjalanan jauh untuk mencari ilmu, hal itu tidaklah menghalanginya untuk menulis banyak kitab. Jumlahnya menurut Ibnu Zulaq mencapai 200 bagian, sedangkan menurut al-Marwaziy mencapai 113 kitab tentang tafsir, fiqih, adab dan lain-lain. Yaqut al-Hamawi mengatakan jumlahnya mencapai 174 kitab yang judul-judulnya disebutkan oleh Ibnu an-Nadim dalam al-Fahrasat.
Yang paling terkenal di antara kitab-kitabnya adalah al-Umm, yang terdiri dari 4 jilid berisi 128 masalah, dan ar-Risalah al-Jadidah (yang telah direvisinya) mengenai Alquran dan As-Sunnah serta kedudukannya dalam syariat.
 

Sumber :
1. Al-Umm, bagian muqoddimah hal 3-33.
2. Siyar A‘lam an-Nubala’
3. Manhaj Aqidah Imam asy-Syafi‘, terjemah kitab Manhaj al-Imam Asy-Syafi ‘i fi Itsbat al-‘Aqidah karya DR. Muhammad AW al-Aql terbitan Pustaka Imam Asy-Syafi‘i, Cirebon.



Sumber: http://muslim.or.id/?p=9

29 October 2009

Renung-renungkan.....


Pagi itu, walaupun langit telah mulai menguning, burung-burung gurun enggan mengepakkan sayap. Pagi itu, Rasulullah dengan suara terbatas memberikan khutbah, 'Wahai umatku, kita semua ada dalam kekuasaan Allah dan cinta kasih-Nya.. Maka taati dan bertakwalah kepada-Nya. Ku wariskan dua perkara pada kalian, Al-Qur'an dan sunnahku. Barang siapa mencintai sunnahku, bererti mencintai aku dan kelak orang-orang yang mencintaiku, akan masuk syurga bersama-sama aku.' Khutbah singkat itu diakhiri dengan pandangan mata Rasulullah yang tenang dan penuh minat menatap sahabatnya satu persatu.
 
Abu Bakar menatap mata itu dengan berkaca-kaca, Umar adanya naik turun menahan nafas dan tangisnya. Usman menghela nafas panjang dan Ali menundukkan kepalanya dalam-dalam. Isyarat itu telah datang, saatnya sudah tiba. 'Rasulullah akan meninggalkan kita semua,' keluh hati semua sahabat kala itu. Manusia tercinta itu, hampir selesai menunaikan tugasnya di dunia. Tanda-tanda itu semakin kuat, tatkala Ali dan Fadhal dengan cergas menangkap Rasulullah yang berkeadaan lemah dan goyah ketika turun dari mimbar. Disaat itu, kalau mampu, seluruh sahabat yang hadir di sana pasti akan menahan detik-detik berlalu.
 

Matahari kian tinggi, tapi pintu rumah Rasulullah masih tertutup. Sedang di dalamnya, Rasulullah sedang terbaring lemah dengan keningnya yang berkeringat dan membasahi pelepah kurma yang menjadi alas tidurnya. Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. 'Bolehkah saya masuk?' tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, 'Maafkanlah, ayahku sedang demam,' kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu. Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, 'Siapakah itu wahai anakku?'

'Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya,' tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan. Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang. 'Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut,' kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya.

Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya. Kemudian dipanggilah Jibril yang sebelumnya sudah bersiap di atas langit dunia menyambut ruh kekasih Allah dan penghulu dunia ini.
 
'Jibril, jelaskan apa hakku nanti di hadapan Allah?' Tanya Rasululllah dengan suara yang amat lemah. 'Pintu-pintu langit telah terbuka, para malaikat telah menanti ruhmu. Semua syurga terbuka lebar menanti kedatanganmu, ' kata Jibril. Tapi itu ternyata tidak membuatkan Rasulullah lega, matanya masih penuh kecemasan. 'Engkau tidak senang mendengar khabar ini?' Tanya Jibril lagi. 'Khabarkan kepadaku bagaimana nasib umatku kelak?' 'Jangan khawatir, wahai Rasul Allah, aku pernah mendengar Allah berfirman kepadaku: 'Ku haramkan syurga bagi siapa saja, kecuali umat Muhammad telah berada di dalamnya,' kata Jibril.
 
Detik-detik semakin dekat, saatnya Izrail melakukan tugas. Perlahan ruh Rasulullah ditarik. Nampak seluruh tubuh Rasulullah bersimbah peluh, urat-urat lehernya menegang. 'Jibril, betapa sakit sakaratul maut ini.' Perlahan Rasulullah mengaduh. Fatimah terpejam, Ali yang disampingnya menunduk semakin dalam dan Jibril memalingkan muka. 'Jijikkah kau melihatku, hingga kau palingkan wajahmu Jibril?' Tanya Rasulullah pada Malaikat pengantar wahyu itu. 'Siapakah yang sanggup, melihat kekasih Allah direnggut ajal,' kata Jibril. Sebentar kemudian terdengar Rasulullah memekik, kerana sakit yang tidak tertahankan lagi. 'Ya Allah, dahsyat nian maut ini, timpakan saja semua siksa maut ini kepadaku, jangan pada umatku. 'Badan Rasulullah mulai dingin , kaki dan dadanya sudah tidak bergerak lagi. Bibirnya bergetar seakan hendak membisikkan sesuatu, Ali segera mendekatkan telinganya 'Uushiikum bis shalati, wa maa malakat aimanuku', peliharalah shalat dan peliharalah orang-orang lemah di antaramu.' Di luar pintu tangis mulai terdengar bersahutan, sahabat saling berpelukan. Fatimah menutupkan tangan di wajahnya, dan Ali kembali mendekatkan telinganya ke bibir Rasulullah yang mulai kebiruan.'Ummatii, ummatii, ummatiii?'

'Umatku, umatku, umatku' Dan berakhirlah hidup manusia mulia yang memberi sinaran itu. Kini, mampukah kita mencintai sepertinya? Allahumma sholli 'ala Muhammad wa baarik wa salim 'alaihi. Betapa cintanya Rasulullah kepada kita.
 
Kirimkan kepada sahabat-sahabat muslim lainnya agar timbul kesedaran untuk mencintai Allah dan RasulNya, seperti Allah dan Rasulnya mencintai kita. Kerana sesungguhnya selain daripada itu hanyalah fana belaka. Amin....

08 October 2009

Cabaran Bencana Alam dan Sikap Muslim Dalam menghadapainya


Majlis Ugama Islam Singapura


Khutbah Jumaat

9 Oktober 2009 / 20 Syawal 1430

Cabaran Bencana Alam Dan Sikap Muslim Dalam Menghadapinya





Maasyiral Muslimin Rahimakumullah,

Marilah sama-sama kita tingkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah

dengan melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Mudah-mudahan kita menjadi hamba yang bertakwa dan sentiasa mengerjakan

kebaikan dan amal soleh. Semoga dengannya, kita mendapat kemuliaan dan

kejayaan hakiki, Amin.



Sidang Jumaat Yang Dirahmati,

Islam menyeru kita agar membuka segala pancaindera; penglihatan,

pendengaran dan yang lain, agar kita sentiasa melihat sekeliling dan

memahami alam dan dunia kehidupan kita. Keagungan dan kebesaran alam

ciptaan Allah s.w.t. pasti tampak jelas bagi mereka yang merenunginya.

Di sebalik kehebatan dan keagungan ciptaan Tuhan, tampak kecil dan

kerdilnya kita sebagai manusia. Firman Allah s.w.t di dalam surah Yunus

ayat ke 101,

Maksudnya: Katakanlah (wahai Muhammad s.a.w), perhatikanlah apa yang

ada di langit dan di bumi (yang membuktikan kekuasaan Allah), dan

tidaklah ia dapat memberi faedah kepada orang-orang yang tidak beriman.

Saudaraku sekalian,

Wujudnya kita tidak dapat dipisahkan dari alam sekeliling. Bahkan,

keadaan kehidupan kita sangat terkait dengan setiap perubahan yang

berlaku padanya. Bayangkan betapa kita perlu menyesuaikan diri apabila

cuaca menjadi semakin panas, atau hujan turun menyebabkan banjir. Lihat

bagaimana kehidupan sesuatu masyarakat berubah dengan dasarnya apabila

paras air laut mula meningkat, seperti yang menjadi keprihatinan di

kepulauan Maldives. Kerana itu, di antara tanggungjawab kita sebagai

Muslim adalah untuk menjaga alam sekitar dengan sebaik-baiknya.

Contohnya, kita dilarang membazir sumber-sumber alam semulajadi, seperti

air, tenaga dan sebagainya. Nabi s.a.w pernah bersabda kepada Saad bin

Abi Waqqas ketika beliau berwudhu' yang bermaksud, "Pembaziran apakah

ini wahai Saad? Lalu beliau bertanya, "Adakah dalam hal berwudhu pun ada

pembaziran? Sabda Nabi s.a.w, "Ya, walaupun kamu berwudhu di tebing

sungai yang mengalir airnya." (Hadis riwayat Ibnu Majah)



Saudaraku sekalian,

Jika kita memerhatikan dengan insaf, kita akan merasakan bahawa

perubahan pada alam sekitar lebih kerap berlaku dewasa ini. Bahkan,

perubahan ini berlaku dengan kesan yang besar pada kehidupan manusia.

Contohnya, sekarang ini, berlaku lebih banyak gempa bumi, tsunami,

banjir, tanah runtuh, wabak penyakit dan lain lagi. Manusia hilang harta

benda, bahkan tidak kurang yang terkorban dalam peristiwa-peristiwa

sedemikian.

Menurut satu kajian yang dibuat oleh World Bank Study, bencana alam

telah meningkat kepada 30% semenjak tahun 1990. Peningkatan ini datang

dari bencana yang berkaitan dengan perubahan cuaca. Kita melihat dan

merasakan sendiri bagaimana berlaku gempa bumi.

Bagi orang-orang yang beriman, ia pasti menginsafkan kita. Keimanan kita

mengajar kita bahawa setiap musibah yang berlaku yang bukan dari

perbuatan manusia sendiri sebenarnya adalah dengan ketentuan Allah

s.w.t. Pergerakan plat tektonik yang menyebabkan gempa, pergerakan awan

tebal yang menurunkan hujan yang lebat, perbezaan tekanan (pressure) di

udara yang menyebabkan tiupan ribut taufan, adalah berlaku dengan

kehendak dan izin Allah s.w.t. Ini berdasarkan firman Allah dalam surah

al-Hadid ayat 22:



Maksudnya: "Tidak ada sesuatu kesusahan (atau bala bencana) yang

ditimpakan dibumi dan tidak juga yang menimpa diri kamu, melainkan telah

sedia ada di dalam kitab kami (pengetahuan kami) sebelum kami

jadikannya, sesungguhnya mengadakan yang demikian itu adalah mudah bagi

Allah".

Begitu juga firman Allah s.w.t. di dalam Surah al-An'aam ayat ke 17,



Maksudnya: Dan jika Allah menimpakan kamu dengan bahaya bencana, maka

tidak ada sesiapa pun yang dapat menghapuskannya melainkan Dia, dan jika

Dia melimpahkan kebaikan, maka Dia-lah Maha Kuasa atas tiap sesuatu.

Saudaraku sekalian,

Namun, mungkin kita bertanya, mengapa ia berlaku di suatu tempat,

menimpa satu masyarakat dan negara, dan bukan orang yang lain? Pastinya,

apa yang berlaku adalah ujian untuk menilai tahap keimanan dan

kesabaran seseorang hamba-Nya. Peristiwa sedemikian juga mengajak kita

bermuhasabah diri untuk melakukan perkara-perkara yang tidak

bertentangan dengan perintah Allah. Mereka yang lalai dan lupa kepada

Allah s.w.t., maka ianya sebagai peringatan serta peluang untuk kembali

bertaubat dan mengukuhkan keimanan. Firman Allah s.w.t, dalam surah

al-Baqarah ayat 214:

Maksudnya: "Adakah patut kamu menyangka bahawa kamu akan masuk syurga,

padahal belum sampai kepada kamu ujian dan cubaan seperti yang telah

berlaku kepada orang-orang terdahulu daripada kamu?. Mereka telah

ditimpa kepapaan (kemusnahan harta benda) dan serangan penyakit serta

digoncangkan (oleh ancaman bahaya) sehinggalah berkata rasul dan

orang-orang yang beriman yang ada bersamanya; "Bilakah datangnya

pertolongan Allah? Ketahuilah, sesungguhnya pertolongan Allah itu

dekat".

Saudaraku sekalian,

Musibah sedemikian juga menguji tahap persaudaraan kita. Adakah kita

menyayangi mereka yang terjejas seperti mana kita menyayangi diri kita

sendiri? Adakah kita membantu mereka sedaya upaya kita dan mendoakan

mereka? Di sini peranan usaha-usaha kemanusiaan sangat penting. Sebagai

umat Islam, kita perlu sama-sama menyokong dan mendokong segala usaha

tersebut, demi semangat hubungan kemanusiaan yang baik seperti yang

diajarkan Islam.



Begitu juga, musibah sedemikian mengingatkan kita bahawa kehidupan kita

ini, terutama hari ini, penuh dengan ketidak-tentuan. Apa sahaja boleh

berlaku. Makanya, janganlah kita menangguhkan kebaikan yang ingin kita

lakukan. Baginda Rasulullah s.a.w pernah bersabda yang bermaksud, "Jika

berlaku hari kiamat dan di tangan kamu ada sebutir benih, maka

taburkanlah benih itu." (Hadis riwayat Imam Ahmad) Begitu juga, dosa,

kesilapan, dan semua perbuatan yang tidak baik, dan masing-masing kita

mengetahuinya, yang ingin kita tinggalkan, maka janganlah kita

berlengah-lengah untuk meninggalkannya.



Lahirkan rasa kasih sayang dan berbaik-baik dengan orang yang kita

sayangi, ahli keluarga, teman dan sebagainya. Ramai kita yang menyesal

tidak sempat berterima kasih, tidak sempat meminta maaf, tidak sempat

mengatakan kasih dan sayang kepada mereka. Kita juga perlu terus berdoa

kepada Allah agar kita sentiasa dipeliharanya dari musibah dan bala'.



Sidang Jumaat sekalian,

Namun, ada bencana yang berpunca dari perbuatan manusia sendiri.

Contohnya, proses industrialisasi menyebabkan pembakaran karbon lantas

menyebabkan kesan "greenhouse" dan menaikkan suhu darjah dunia. Membakar

hutan juga boleh menyebabkan kerosakan pada alam ini. Sikap penggunaan

sumber-sumber alam dengan boros dan berlebihan juga akan menyumbang ke

arah alam yang semakin sakit dan melarat. Firman Allah s.w.t di dalam

surah al-Rum ayat ke 41 yang bermaksud, "Telah timbul kerosakan di darat

dan di laut dengan sebab apa yang dilakukan oleh tangan manusia."

Oleh itu, sesuai dengan ajaran Islam, kita masih lagi mempunyai

tanggungjawab untuk melakukan yang terbaik. Itulah amanah yang kita

perlu pikul bersama. Bukan sahaja terhadap diri kita dan keluarga,

bahkan kepada alam sekitar yang mana kita menikmati keindahan dan segala

kemudahannya.

Semoga kita menjadi manusia yang bersyukur kepada Allah di atas

nikmat-nikmat ini, lantas menjaga alam ini dengan sebaik-baiknya, sesuai

dengan visi menjadi umat pembawa rahmat buat seluruh alam, Amin.
 
Dikutip dari sumber Islamic-ebook.

01 October 2009

Ustaz Ismail Kamus: (Kesilapan / Ketidak kesempurnaan)

Kesilapan / Ketidak kesempurnaan dalam Ibadat & Amalan

Sejak sekolah rendah hinggalah sekarang, penceramah yg paling diminati dan dikagumi ialah Dato' Ismail Kamus..tak pernah jemu mendengar ceramah beliau..

Berikut adalah bahagian ke-3 himpunan kesilapan / ketidak kesempurnaan dalam ibadat yg dipetik daripada ceramah2 beliau:

1. Selalunya ketika kita sedang berpuasa sunat, apabila ada orang ajak makan kenduri, kita akan menolak..dengan alasan kita sedang berpuasa..sayang sgt nak bukak puasa kononnya nak dapat pahala puasa penuh..Sebenarnya, kalau dlm keadaan macam ni, adalah lebih baik utamakan utk kita bukak puasa dan pergi kenduri ersebut..kerana memperkenankan jemputan itu lebih utama daripada kita meneruskan puasa sunat  tersebut…hmmm, bukak puasa pun boleh dapat pahala lebih..takkan tak nak?

2. Ramai yang menganggap Islam ini hanya pada ibadat sahaja..hukum solat, puasa, haji dijaga sepenuhnya.. tetapi hukum2 yg lain langsung tak mau  ikut cara Islam contohnya bab riba, rasuah, dan sebagainya. Islam itu syumul (menyeluruh).

3. Sesetengah masjid suka bertarhim (baca ayat al-Quran sebelum azan Subuh) dan dilaungkan kuat2 speaker tu sampai satu kampung dengar… kadang2 sejam atau setengah jam sebelum azan dah bunyi dah..HARAM hukumnya kerana mengganggu orang tidur. Kena ambil kira orang di sekeliling tu mungkin ada orang tua, kanak2 baru lahir, orang sakit, orang yg tidur semula selepas bangun tahajjud, dsb…buat apa nak kacau mereka tidur? Yang disyariatkan dalam agama adalah azan Subuh sahaja..kalau nak baca al-Quran pun baca sorang2 cukup..tak payah bagi sekampung dengar…rasa2 macam dapat pahala, rupa2nya dapat bala…Sebenarnya kalau kita sedang baca al-Quran sorang2, tiba2 kawan sebelah kita tertidur, kita kena berhenti membaca al-Quran sebab menghormati orang yg sedang tidur itu..inikan pulak sekampung?? Kalau nak bertarhim kuat2 pun agak2 dalam 10 minit atau 5 minit sebelum azan tu cukuplah..tak payah lama2…sempat la orang nk bangun bersiap2 utk ke masjid..Kalau ada AJK masjid yg baca ni, please advise.
4. Apabila kita hendak sembahyang, tiba2 hidangan makanan dah disediakan, makanlah dulu..ini kerana bimbang kita tak khusyuk dalam sembahyang nanti..begitu juga jika kita terlalu mengantuk, tidurlah dulu baru sembahyang.. tapi dengan syarat masih di awal waktu lah..

5. Sesetengah orang menghadapi masalah ketika hendak bertakbiratul ihram..kadang2 angkat takbir berulang-ulang kali tapi masih tak masuk niat jugak..itu cumalah gangguan syaitan sahaja..memang ada syaitan yg tugasnya khas hanya utk mengacau orang yg sedang bertakbiratul iham sahaja.. pedulikan bisikan syaitan itu, yakin dengan diri sendiri…Berkenaan dengan niat pula; niat itu bukannya dibaca dlm hati, tapi hanya lintasan dalam hati sahaja..jika dibaca, itu yg menyebabkan susah nak masuk sebab panjang sgt nak dibaca..Apa yg dikhuatiri adalah berikut: Jika anda sudah bertakbiratul ihram kali pertama dan andainya ia sudah sah disisi Allah, tapi kemudian anda ragu2 lantas anda turun semula dan takbir utk kali kedua..Takbir kali kedua itu akan menyebabkan solat anda menerusi takbir pertama tadi terbatal..dan jika anda meneruskan solat dengan takbir kedua itu, bermakna anda meneruskan solat dalam keadaan solat yang terbatal..Melainkan anda melakukan takbir kali ketiga.. Jadi kesimpulannya, make yourself firm & confident ketika takbir seelok-eloknya dapat pada takbir pertama & jgn peduli dengan bisikan syaitan..

6. Terdapat segelintir imam yg berdoa selepas solat akan memulakan doa dengan "Hamdan hamidin", "Hamdan zakirin", atau "Hamdan syakirin".. Bunyinya memang sedap, tapi dari segi nahu bahasa arabnya salah…ini  kerana terdapatnya huruf Alif Lam pada perkataan kedua di setiap bacaan tersebut.. Jadi yg sebetulnya harus disebut begini: "Hamdal-hamidin", "Hamdaz-zakirin" dan "Hamdasy-syakirin". (p/s: huruf z adalah huruf zal).

7. Menurut mazhab Shafie, mesti terdapat 7 anggota yg menyentuh tanah ketika kita sedang sujud iaitu dahi, kedua2 tapak tangan, kedua2 lutut dan kedua2 PERUT ibu jari kaki (hidung sunat sahaja)..yang nak ditekankan di sini adalah berkenaan perut ibu jari kaki, bermakna ibu jari kaki mestilah dilentikkan ketika sujud barulah perutnya boleh mencecah tanah..terdapat ramai orang yg kakinya menegak sahaja tanpa dilentikkan.

Ketika sujud..tak sah solat kalau macam tu..lagi satu yg selalu mesti diperhatikan ialah ketika sujud sebelum tahiyat akhir, ada yg dah standby siap2 dah kakinya disilangkan seperti tak sabar2 hendak duduk tahiyat akhir..itu pun tak sah juga solatnya.. berjaga2. .jangan disebabkan hal yg kita anggap remeh camni menyebabkan solat kita tak diterima oleh Allah..

8. Di bulan puasa, orang kita rajin menghantar kuih2 atau juadah2 ke rumah jiran..memang bagus sekali..tapi silapnya di mana? Orang kita selalu mengharapkan dibalas juadah tadi..itulah silapnya..niat dah lari..Kalau menghantar kuih-muih ke rumah sebelah, niatlah kerana Allah..jangan mengharapkan dibalas..kalau dibalas itu rezeki lah..

9. Apabila kita bersolat di tempat yg limited space tapi ramai orang, contohnya di surau R&R, dalam kapal terbang, dan sebagainya, sesudah kita solat, terus aje bangun utk bagi ruang kpd orang lain utk solat..tak payah nak berwirid la, doa panjang2 la, sembahyang sunat ba'diah la, ape la..sebab lebih utama utk kita bagi orang lain peluang utk solat, menunaikan perkara wajib berbanding kita nak buat perkara2 sunat..lebih2 lagi kalau waktu maghrib sebab waktunya pendek..kat R&R ramai orang camni..

10. Menunaikan haji sememangnya adalah rukun bagi kita..tetapi kita kena pandai menyusun keutamaan..contohnya jika kita dah cukup duit nak pergi haji tahun ni, tiba2 ada saudara kita yg jatuh sakit memerlukan kos perubatan yg tinggi, kita kena tangguhkan dulu pergi haji tu..guna duit tu utk membantu saudara kita..itu yg dituntut dalam Islam..

11. Jika kita hendak sembahyang sunat, tiba2 ada tetamu datang rumah, kita kena tangguhkan sembahyang itu dan pergi layan tetamu dulu..itu yg lebih utama..contohnya apabila selesai solat zohor, kita hendak solat ba'diah, tiba2 ada tetamu datang.. tangguhkan solat ba'diah tu dan pergi layan tetamu dulu..selepas dah selesai baru buat solat ba'diah.. dan jika dah tak sempat, solat ba'diah zohor boleh diqada selepas solat asar.. walaupun selepas asar dah tak boleh solat sunat lagi, tetapi jika utk qada solat ba'diah zohor boleh..kerana ini pernah dibuat sendiri oleh nabi..tapi itu pun jika ada hal yg tak dapat dielakkan..kalau saja2 nak qada tak boleh..

Sebagai kesimpulan kepada point2 di atas, kita hendaklah pandai menyusun keutamaan dalam beribadat..utamakan yg lebih utama..jika kita gagal mengutamakan yg lebih utama boleh menyebabkan ibadat kita sia2 sahaja, malah sesetengahnya boleh mengakibatkan dosa pula..

Manusia selalu heboh mencari sesuatu yg bakal ditinggalkan, tak dihebohkan utk menyiapkan sesuatu yg bakal dibawa…..
Renung-renungkanlah...

Hasil nukilan dari Islamic eBook..

14 September 2009

RIAK JADIKAN AMALAN IBARAT DEBU BERTERBANGAN

RIAK JADIKAN AMALAN IBARAT DEBU BERTERBANGAN

ADAKAH rahsia yang tersimpan di antara diri kita dengan Allah Taala? Menyembunyikan amal kebaikan dari pengetahuan orang lain. Sungguh berat untuk dilakukan kerana lumrahnya manusia memang suka kepada puji-pujian. Berbeza jika seseorang itu melakukan kejahatan, dia akan bersusah-payah menyembunyikan kejahatannya itu daripada pandangan manusia.


Bersyukurlah kerana Allah SWT menghijab segala aib kita daripada mata manusia. Apakah rahsia yang anda sembunyikan itu? Jika ia suatu kejahatan, maka banyakkanlah istighfar, kalau rahsia itu adalah amal ibadat yang ikhlas, maka bersyukurlah kerana Allah SWT menunjukkan diri anda.


Al-Shaikh Muhammad Salih Al-Munajjid menukilkan dalam kitabnya Silsilah A’mal al-Qulub: "Imam al-Mawardi menghasilkan penulisan yang banyak dalam bidang tafsir al-Quran, fiqah dan cabang ilmu lainnya. Namun tiada satu pun karyanya yang diterbitkan semasa hidupnya, melainkan ketika saat akhir hayatnya. Beliau berkata kepada sahabatnya "Semua buku itu adalah hasil karyaku, aku berwasiat kepadamu jika aku sedang menghadapi nazak, letakkanlah telapak tanganmu pada telapak tanganku. Jika aku menggenggamnya ketahuilah bahawa tidak ada satu pun daripada hasil tulisanku itu diterima oleh Allah Taala. Bawalah buku-buku itu ke sungai Tigris dan campakkanlah ia semua ke dalamnya. Sebaliknya, jika aku membuka tanganku, maka ketahuilah bahawa semuanya diterima Allah Taala sebagaimana yang kudambakan dari-Nya." Ternyata Imam al-Mawardi membuka tangannya dan sesuai dengan wasiatnya buku beliau telah diterbitkan.


Cukuplah hanya Allah SWT yang tahu segala amal baik yang dilakukan. Ini bukan bermakna kita tidak boleh menghebahkan amal berkenaan. Ia tidak salah jika diniatkan untuk memberi teladan kepada orang lain dan supaya syiar Islam dapat dijadikan contoh manusia seluruhnya. Tetapi bagaimana dengan risiko sifat riak yang merosakkan amal?


Jika kita tidak mahu terjebak oleh penyakit berbahaya ini, sebaiknya kembalilah mengulang kaji pelajaran ikhlas yang pernah membuat Saidina Abu Hurairah RA amat tertekan ketika menyebut tentang hadis Rasulullah SAW berikut ini. Dikatakan bahawa beliau kerap menangis kerana takut ketika membacakannya.


Sabda Rasululllah SAW yang bermaksud: "Sesungguhnya orang yang pertama kali diputuskan hukumannya pada hari kiamat kelak ialah seorang lelaki yang mati syahid, dia akan dihadapkan kepada Allah SWT, kemudian Allah SWT mengingatkannya akan nikmat yang pernah dianugerahkan kepadanya sewaktu di dunia dulu, maka dia pun kembali mengingatinya, kemudian Allah Taala bertanya "Apa yang engkau lakukan dengan nikmat yang Aku anugerahkan kepadamu? Ia menjawab "Nikmat itu saya pergunakan untuk berperang kerana membela agamaMu sehingga aku mati syahid. Allah SWT berfirman "Engkau dusta! Engkau telah berperang dengan tujuan supaya disebut sebagai orang yang berani (pahlawan) dan perkara itu telahpun diperkatakan orang sebegitu ke atas mu." Kemudian dia diheret di atas mukanya dan dicampakkan ke dalam neraka.



Kemudian dihadapkan pula seorang yang alim, dia mengajar ramai manusia dan banyak membaca al-Quran. Allah SWT bertanya "Apakah yang engkau telah lakukan dengan nikmat-ku itu? Ia berkata "Aku belajar ilmu dan mengajarkannya kepada orang lain dan banyak membaca al-Quran demi keredaan-Mu. Allah berfirman "Engkau dusta! Sebenarnya engkau belajar dan mengajarkan ilmu supaya disebut sebagai orang alim, dan engkau membaca Al-Quran supaya mendapat gelaran Qari’ dan semua itu telahpun disebut orang sebegitu kepadamu." Orang itu kemudian diheret dan dihumban ke dalam neraka.


Kemudian dihadapkan pula orang yang dermawan yang diluaskan rezekinya oleh Allah Taala dengan pelbagai macam harta benda. Kemudian Allah bertanya "Apa yang engkau telah lakukan ke atas nikmatKu? Ia menjawab "Tiada satu jalan pun yang Engkau suruh supaya diberikan derma kepadanya kecuali saya telah dermakan harta saya di sana. Allah SWT berfirman "Engkau dusta! Engkau menderma supaya disebut sebagai orang yang dermawan dan ia telahpun disebut orang begitu kepadamu. Kemudian ia diheret ke neraka." Hadis riwayat Imam Muslim

Bolehkah kita terhindar daripada niat yang lain selain untuk Allah SWT? Betapa ruginya jika amal itu bagai debu yang berterbangan. Firman Allah Taala yang bermaksud "Dan kami tunjukkan segala amal yang mereka kerjakan, lalu kami jadikan amal itu bagaikan debu yang berterbangan." (Surah Al-Furqan: Ayat 23).

Hasutan syaitan ke atas orang yang beramal tidak akan berhenti. Adakalanya kita berasa malas melakukan ibadat kerana ada bisikan yang mengatakan "Untuk apa beramal jika hati tidak ikhlas, tentu tidak diterima oleh Allah."

Bau Ketiak Lelaki Menjadi Penawar Tension?

Petua Rumah Tangga

Benarkah bau ketiak lelaki mampu menjadi penawar kepada gejala tekanan
yang dialami oleh wanita? Kenyataan ini dikeluarkan oleh Bahagian
Biologi Manusia di University Pensyvania beberapa tahun lalu. Kajian
dilakukan di sana membuktikan bahawa peluh lelaki membantu kaum wanita
menurunkan tekanan melancarkan perjalanan haid.

Menurut laporan Jurnal Biology of Reproduction America. Sebelum ini, bau
ketiak lelaki yang sengaja " diproses" daripada lelaki yang tidak
memakai deodoran digunakan sebagai bahan ujikaji bagi mencari bukti
bahawa hidung wanita boleh "digoda" dengan bau lawan sejenisnya.

Dalam uji kaji yang dilakukan, wangian semulajadi itu kemudian di
sapukan ke atas bibir puluhan wanita berumur 25 dan 45 tahun tanpa
memberitahu ia dalah bau peluh lelaki dan hanya diberitahu bahawa mereka
sedang menguji satu aroma wangian tersebut. Enam jam pertama selepas
itu, skala mood wanita yang di sapu wangian yang diperbuat daripada
peluh ketiak lelaki tersebut diukur.

Hasilnya sungguh unik. Selain boleh mencerahkan mood, wangian ketiak
lelaki ternyata dapat membuatkan wanita menjadi kurang tegang....
dipetik dari majalah PA&MA...Feb 2004...kalau tak caya...

So kengkawan kalau tengah stress tu .....bolehlah cium ketiak suami atau
boyfriend.
Bagi kaum adam pulak, simpan bau ketiak tu utk orang tersayang.

Moral of the Story.... So kalau isteri dok tention tu ... lepas balik
riadah..calit sikit bau ketiak anda..yang masam tu insyaallah mood dia
ok.......
Ha..ha...ha. ... selamat mencuba...& Kepada para isteri jangan dok
tension sangat...nanti kena cium bau ketiak suami ........

Alam Mahsyar



1. Selepas Malaikat Israfil meniup sangkakala (bentuknya seperti tanduk
besar) yang memekakkan telinga, seluruh makhluk mati kecuali Izrail &
beberapa malaikat yg lain. Selepas itu, Izrail pun mencabut nyawa malaikat
yg tinggal dan akhirnya nyawanya sendiri.

2. Selepas semua makhluk mati, Tuhan pun berfirman mafhumnya “Kepunyaan
siapakah kerajaan hari ini?” Tiada siapa yang menjawab. Lalu Dia sendiri
menjawab dengan keagunganNya “Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha
Perkasa”. Ini menunjukkan kebesaran & keagunganNya sebagai Tuhan yg Maha
Kuasa lagi Maha Kekal Hidup, tidak mati.

3. Selepas 40 tahun, Malaikat Israfil a.s. dihidupkan, seterusnya meniup
sangkakala untuk kali ke-2, lantas seluruh makhluk hidup semula di atas
bumi putih, berupa padang Mahsyar (umpama padang Arafah) yang rata tidak
berbukit atau bulat seperti bumi.

4. Sekelian manusia hidup melalui benih anak Adam yg disebut "Ajbuz Zanbi"
yang berada di hujung tulang belakang mereka. Hiduplah manusia umpama anak
pokok yg kembang membesar dari biji benih.

5. Semua manusia dan jin dibangkitkan dalam keadaan telanjang dan hina.
Mereka tidak rasa malu kerana pada ketika itu hati mereka sangat takut dan
bimbang tentang nasib & masa depan yang akan mereka hadapi kelak.

6. Lalu datanglah api yang berterbangan dengan bunyi seperti guruh yang
menghalau manusia, jin dan binatang ke tempat perhimpunan besar.

Bergeraklah mereka menggunakan tunggangan (bagi yang banyak amal),

berjalan kaki (bagi yang kurang amalan) dan berjalan dengan muka (bagi yang banyak dosa).
Ketika itu, ibu akan lupakan anak, suami akan lupakan isteri, setiap manusia sibuk
memikirkan nasib mereka.

7. Setelah semua makhluk dikumpulkan, matahari dan bulan dihapuskan
cahayanya, lalu mereka tinggal dalam kegelapan tanpa cahaya. Berlakulah
huru-hara yang amat dahsyat.

8. Tiba-tiba langit yang tebal pecah dengan bunyi yang dahsyat, lalu turunlah malaikat sambil

bertasbih kepada Allah Ta’ala. Seluruh makhluk terkejut melihat saiz malaikat yang besar dan suaranya yang menakutkan.

9. Kemudian matahari muncul semula dengan kepanasan yang berganda. Hingga
dirasakan seakan-akan matahari berada sejengkal dari atas kepala mereka. Ulama berkata jika matahari naik di bumi seperti keadaannya naik dihari Kiamat nescaya seluruh bumi terbakar, bukit-bukau hancur dan sungai menjadi kering. Lalu mereka rasai kepanasan dan bermandikan peluh sehingga peluh mereka menjadi lautan. Timbul atau tenggelam mereka bergantung pada amalan masing-masing. Keadaan mereka berlanjutan sehingga 1000 tahun.

10. Terdapat satu kolam ( ÍæÖ ) kepunyaan Nabi Muhammad s.a.w. bernama
Al-Kausar yang mengandungi air yang hanya dapat diminum oleh orang mukmin
sahaja. Orang bukan mukmin akan dihalau oleh malaikat yang menjaganya.
Jika diminum airnya tidak akan haus selama-lamanya. Kolam ini berbentuk segi
empat tepat sebesar satu bulan perjalanan. Bau air kolam ini lebih harum dari kasturi, warnanya lebih putih dari susu dan rasanya lebih sejuk dari embun. Ia mempunyai saluran yang mengalir dari syurga.

11. Semua makhluk berada bawah cahaya matahari yang terik kecuali 7
golongan yang mendapat teduhan dari Arasy. Mereka ialah:

a. Pemimpin yang adil.

b. Orang muda yang taat kepada perintah Allah.

c. Lelaki yang terikat hatinya dgn masjid.

d. Dua orang yang bertemu kerana Allah dan berpisah kerana Allah.

e. Lelaki yang diajak oleh wanita berzina, tetapi dia menolak dengan berkata
"Aku takut pada Allah".

f. Lelaki yg bersedekah dengan bersembunyi (tidak diketahui orang ramai).

g. Lelaki yang suka bersendirian mengingati Allah lalu mengalir air matanya
kerana takutkan Allah.

12. Oleh kerana tersangat lama menunggu di padang mahsyar, semua manusia
tidak tahu berbuat apa melainkan mereka yang beriman, kemudian mereka
terdengar suara "pergilah berjumpa dengan para Nabi". Maka mereka pun
pergi mencari para Nabi. Pertama sekali kumpulan manusia ini berjumpa dengan
Nabi Adam tetapi usaha mereka gagal kerana Nabi Adam a.s menyatakan beliau juga
ada melakukan kesalahan dengan Allah Ta’ala. Maka kumpulan besar itu
kemudiannya berjumpa Nabi Nuh a.s., Nabi Ibrahim a.s., Nabi Musa a.s., Nabi
Isa a.s. (semuanya memberikan sebab seperti Nabi Adam a.s.) dan akhirnya
mereka berjumpa Rasullullah saw. Jarak masa antara satu nabi dengan yang
lain adalah 1000 tahun perjalanan.

13. Lalu berdoalah baginda Nabi Muhammad s.a.w. ke hadrat Allah Ta’ala. Lalu diperkenankan doa baginda.

14. Selepas itu, terdengar bunyi pukulan gendang yang kuat hingga
menakutkan hati semua makhluk kerana mereka sangka azab akan turun. Lalu
terbelah langit, turunlah arasy Tuhan yang dipikul oleh 8 orang malaikat yang sangat besar (besarnya sejarak perjalanan 20ribu tahun) sambil bertasbih dengan suara yang amat kuat sehingga ‘Arasy itu tiba dibumi.

15. ‘Arasy ( ÚÑÔ ) ialah jisim nurani yang amat besar berbentuk kubah
(bumbung bulat) yang mempunyai 4 batang tiang yang sentiasa dipikul oleh 4
orang malaikat yang besar dan gagah. Dalam bahasa mudah ia seumpama istana
yang mempunyai seribu bilik yang menempatkan jutaan malaikat di dalamnya.
Ia dilingkungi embun yang menghijab cahayanya yang sangat kuat.

16. Kursi ( ßÑÓí ) iaitu jisim nurani yang terletak di hadapan Arasy yang dipikul oleh 4 orang malaikat yang sangat besar. Saiz kursi lebih kecil dari ‘Arasy umpama cincin ditengah padang . Dalam bahasa mudah ia umpama singgahsana yang terletak dihadapan istana.

17. Seluruh makhluk pun menundukkan kepala kerana takut. Lalu dimulakan
timbangan amal. Ketika itu berterbanganlah kitab amalan masing-masing turun
dari bawah Arasy menuju ke leher pemiliknya tanpa silap dan tergantunglah
ia sehingga mereka dipanggil untuk dihisab. Kitab amalan ini telah ditulis oleh
malaikat Hafazhah / Raqib & ‘Atid / Kiraman Katibin.

18. Manusia beratur dalam saf mengikut Nabi dan pemimpin masing-masing.
Orang kafir & munafik beratur bersama pemimpin mereka yang zalim. Setiap
pengikut ada tanda mereka tersendiri untuk dibezakan.

19. Umat yang pertama kali dihisab adalah umat Nabi Muhammad s.a.w., dan
amalan yang pertama kali dihisab adalah solat. Sedangkan hukum yang pertama
kali diputuskan adalah perkara pertumpahan darah.

20. Apabila tiba giliran seseorang hendak dihisab amalannya, malaikat akan
mencabut kitab mereka lalu diserahkan, lalu pemiliknya mengambil dengan
tangan kanan bagi orang mukmin dan dengan tangan kiri jika orang bukan
mukmin.

21. Semua makhluk akan dihisab amalan mereka menggunakan satu Neraca
Timbangan. Saiznya amat besar, mempunyai satu tiang yang mempunyai lidah
dan 2 daun. Daun yang bercahaya untuk menimbang pahala dan yang gelap untuk
menimbang dosa.

22. Acara ini disaksikan oleh Nabi Muhammad s.a.w. dan para imam 4 mazhab
untuk menyaksikan pengikut masing-masing dihisab.

23. Perkara pertama yang diminta ialah Islam. Jika dia bukan Islam, maka seluruh amalan baiknya tidak ditimbang bahkan amalan buruk tetap akan ditimbang.

24. Ketika dihisab, mulut manusia akan dipateri, tangan akan berkata-kata,
kaki akan menjadi saksi. Tiada dolak-dalih dan hujah tipuan. Semua akan di
adili oleh Allah Ta’ala dengan Maha Bijaksana.

25. Setelah amalan ditimbang, mahkamah Mahsyar dibuka kepada orang ramai
untuk menuntut hak masing-masing dari makhluk yang sedang dibicara sehinggalah seluruh makhluk berpuas hati dan dibenarkannya menyeberangi titian sirat.

26. Syafaat Nabi Muhammad s.a.w. di akhirat :

a. Meringankan penderitaan makhluk di Padang Mahsyar dengan mempercepatkan
hisab.

b. Memasukkan manusia ke dalam syurga tanpa hisab.

c. Mengeluarkan manusia yang mempunyai iman sebesar zarah dari neraka.

Semua syafaat ini tertakluk kepada keizinan Allah Ta’ala.

27. Para nabi dan rasul serta golongan khawas juga diberikan izin oleh Tuhan
untuk memberi syafaat kepada para pengikut mereka. Mereka ini berjumlah 70 000. Setiap seorang dari mereka akan mensyafaatkan 70 000 orang yang lain.

28. Setelah berjaya dihisab, manusia akan mula berjalan menuju syurga
melintasi jambatan sirat. Siratul Mustaqim ialah jambatan (titian) yang
terbentang dibawahnya neraka. Lebar jambatan ini adalah seperti sehelai
rambut yang dibelah tujuh dan ia lebih tajam dari mata pedang. Bagi orang
mukmin ia akan dilebarkan dan dimudahkan menyeberanginya.

29. Fudhail bin Iyadh berkata perjalanan di Sirat memakan masa 15000 tahun.
5000 tahun menaik, 5000 tahun mendatar dan 5000 tahun menurun. Ada makhluk
yang melintasinya seperti kilat, seperti angin, menunggang binatang korbandan berjalan kaki. Ada yang tidak dapat melepasinya disebabkan api neraka sentiasa menarik kaki mereka, lalu mereka jatuh ke dalamnya.

30. Para malaikat berdiri di kanan dan kiri sirat mengawasi setiap makhluk yang lalu. Setiap 1000 orang yang meniti sirat, hanya seorang sahaja yang Berjaya melepasinya. 999 orang akan terjatuh ke dalam neraka.

Rujukan:

Kitab Aqidatun Najin karangan Syeikh Zainal Abidin Muhammad Al-Fathani.
Pustaka Nasional Singapura 2004.

Hulurkan bantuan Walaupun Seringgit......

ALOR SETAR, 13 Sept: Kunjungan Pembela dan Persatuan Cina Muslim Kedah/Perlis tengah malam tadi ke rumah puan Fatimah Abdullah, 29 tahun di Flat Simpang Kuala, Alor Setar berkesudahan dengan linangan air mata semua yang terlibat.

Ini memandangkan dalam kesibukan sebahagian besar umat Islam yang berkemampuan menyediakan pelbagai keperluan untuk menyambut ketibaan 1 Syawal akan datang, masih ada umat Islam di negara ini yang hidup dalam kesusahan dan melarat.

Lebih memilukan hati dan perasaan apabila melihat yang menanggung kesusahan itu dalah seorang ibu tunggal dari kalangan saudara baru.

Menurut Basir Haji Ismail, setiausaha agung Pembela, mereka dimaklumkan oleh pengerusi Persatuan Cina Muslim Kedah/Perlis tentang nasib yang menimpa seorang saudara baru berstatus ibu tunggal yang hidup dalam keadaan yang amat daif.

Kata Basir, berdasarkan maklumat tersebut beberapa wakil Pembela dan aktivis PAS Kubang Pasu telah pergi menemui saudara baru berkenaan malam tadi. Sungguh mengejutkan kerana kami mendapati keadaan kehidupan saudara baru tersebut cukup daif kerana tidak ada apa-apapun makanan lain kecuali setengah kampit beras.

?Kunjungan kami pada asalnya hanyalah untuk memberi sedikit sumbangan dari dana tabung kemanusiaan Pembela," katanya.

Setelah melihat sendiri keadaan saudara baru berkenaan, maka pihaknya rasa terpanggil untuk membuat rayuan dari kepada seluruh umat Islam di negara ini yang berkemampuan supaya tampil memberi bantuan kepada Fatimah yang sedang dalam kesusahan.

Dari maklumat yang diterima dari Fatimah, kehidupannya amat susah sekali..setelah diceraikan oleh suaminya kira-kira 2 tahun lalu. Kini ia tidak ada apa-apa yang ditinggalkan oleh suaminya kecuali terpaksa membesarkan ketiga-tiga anaknya yang masih kecil yang berumur antara 2-8 tahun.

Buat masa ini saudara baru ini menumpang di rumah Yayasan Islam Negeri Kedah tidak termasuk bayaran bil air dan elektrik yang terpaksa ditanggung oleh pihaknya sendiri.

Image

(Gambar:Fatimah bersama dua anaknya, hanya nasi puteh tanpa lauk yang sedang di makan oleh anak kecil ini.)

Ketika berkunjung ke rumahnya kami mendapati anak sulung (lelaki) terlantar di katil kerana cedera di bahagian bawah mata akibat terjatuh ketika bermain di luar rumah pada siang hari.

Tidak ada ubat yang mampu diberikan, apa lagi untuk membawanya ke klinik berhampiran. Dua lagi anaknya sedan

g menjamah makanan iaitu nasi putih yang tidak berlauk, kata Basir.

Lebih malang lagi, anak sulungnya yang berumur lapan tahun tersebut tidak lagi dapat meneruskan pengajian kerana tidak mampu untuk menyara kos persekolahannnya setiap hari.

Fatimah, nama asalnya Lim Yen Thik berkata, "Saya tidak tahu nak buat apa-apa, kecuali menjaga anak-anak yang masih kecil. Nak kerja cari duit, susah, lebih-lebih lagi kalau jauh dari rumah."

"Kalau ada masalah, saya mengadu kepada Haji Ibrahim Lai kerana dia adalah pengerusi Persatuan Cina Musli

m Kedah/Perlis. Keluarga kandung langsung tak mau ambil peduli tentang saya lagi kecuali saya bersetuju balik semula kepada agama asal (Budha)," katanya.

"Rasa perit apabila memeluk agama Islam, keluarga kandung buang saya. Jiran tempat tinggal (Melayu) pun tak mahu berkawan kerana mereka anggap saya bukan orang Islam, tak tahulah apakah ini ujian dari Tuhan kepada saya," katanya.

Sehubungan itu, Basir bagi pihak Pembela ingin merayu kepada orang ramai, khususnya umat Islam yang berkemampuan supaya dapat menghulurkan sumbangan kepada Fatimah dengan seberapa segera.

Sumbangan tersebut boleh dimasukkan ke dalam akaun peribadinya atas nama LIM YEAN THIK, nombor akaun Maybank 1521 7003 1022 ataupun menghubunginya di talian 019-514 7892. Keterangan lanjut boleh menghubunginya di talian 017-484 7791 (Basir Hj Ismail). _



12 September 2009

Hari Raya I'dulfitri Bakal Menjelang....

Salam semua...bagaimana dengan persiapan menyambut hari lebaran hari yang mulia bakal tiba...betapa sedihnya Ramadhan akan meninggalkan kita....adakah kita akan bertemu lagi bulan Ramadhan tahun hadapan ? .....Rebutlah peluang untuk mendapatkan Lailatul Qadar....semoga kita memperolehinya..,.,amin,,,

24 August 2009

Selamat Berpuasa..........

Salam semua...saya ingin mengucapkan selamat berpuasa kepada semua kaum Muslimin dan Muslimat. Semoga amalan kita bertambah...amin...........

07 May 2009

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP ISU-ISU PENGHIJAUAN (GOING GREEN) DI MALAYSIA


Abstrak

Di era globalisasi, isu penghijauan (going green) adalah salah sebuah isu yang sedang hangat diperdebatkan di peringkat komuniti global meliputi negara-negara maju dan negara-negara yang sedang membangun termasuklah Malaysia. Kajian ini berupaya untuk mengetahui pemahaman masyarakat bandar dan luar bandar terhadap isu-isu penghijauan (going green) sebagai isu global yang sedang rancak dibincangkan pada peringkat global setakat ini. Kajian ini juga untuk mengetahui bentuk isu-isu penghijauan (going green) di kalangan masyarakat bandar dan luar bandar serta untuk mengetahui penilaian masyarakat terhadap isu-isu penghijauan. Melalui pendekatan kaedah in-depth interview terhadap informan seramai 4 orang terdiri daripada yang menetap di bandar dan di luar bandar. Kajian ini mengambil berat kepada latarbelakang taraf pendidikan masyarakat bagi mengenalpasti tahap persepsi masyarakat terhadap isu penghijauan yang didedahkan di Malaysia. Seterusnya, dari perspektif budaya kajian ini diharapkan mampu memberikan gambaran yang lebih jelas dan mendalam tentang bagaimana persepsi masyarakat Malaysia dari taraf pendidikan dalam konteks budaya memahami dan memaknai isu penghijauan yang sedang diperkatakan di peringkat global.

Pendahuluan

Sejak akhir-akhir ini pelbagai inisiatif masyarakat sama ada pihak individu mahupun organisasi melakukan yang terbaik untuk membuat perubahan di dalam masyarakat untuk menghijaukan (going green) dalam pelbagai aspek yang mana telah disebabkan peredaran perubahan arus global seperti berlakunya pemanasan global, pencemaran, zon menipis dan pelbagai masalah lain. Jadi going green merupakan salah satu alternatif untuk mempertahankan proses penghijauan di seluruh dunia amnya di Malaysia khususnya.

Selain daripada isu pemanasan global, sifat dari manusia itu sendiri juga menjadi masalah seperti tidak menjaga alam sekitar daripada mengalami kerosakan berpanjangan. Di dalam negara kita terdapat undang-undang mengenai persekitaran. Sebagai contoh pencemaran asap kereta, kilang, pembakaran dan sebagainya. Undang-undang mengenai pollution dikaitkan di dalam Akta Kualiti Persekitaran 1974. Seksyen 22 yang menyatakan :

Restrictions on pollution of the atmosphere.

(1) No person shall, unless licensed, emit od discharge ant environmentally hazardous substances, pollutants or wastes into the atmosphere in contravention of the acceptable conditions specified under section 21. (Suzanna Mohamed Isa, 2006)

Sebenarnya definisi penghijauan terlalu luas dan dan boleh dilihat dari pelbagai sudut. Penghijauan tidak semata-mata hanya melihat kepada pencemaran alam tetapi juga pelbagai pihak mencuba menerapkan nilai-nilai penghijauan (going green) dari pelbagai aspek. Contohnya seperti di ruang kerja yang mana memastikan para pekerja mengamalkan cara kerja yang cekap seperti penggunaan semula kertas yang telah digunakan (recycle paper). Dari segi bangunan juga dapat dilihat konsep going green dengan menghias menampakkan cirri-ciri kebersihan, penanaman pokok-pokok dan memastikan penghuni yang bekerja di situ juga mengamalkan konsep going green. Dari aspek pemasaran juga memainkan peranan penting dalam konsep ini iaitu dengan cara membuat kerja-kerja pemasaran secara konsisten dan mengamalkan kerja yang sistematik.

Ekonomi juga mempengaruhi dalam aspek going green seperti mana menurut Michael Jacobs (1991) menyatakan bahawa model sikap ekonomi telah digunakan untuk menganalisis ruang masa ekonomi dan boleh dikaitkan dengan persekitaran. Tidak semua kerja dapat dilaksanakan dalam persekitaran ekonomi dan memberikan jawaban dalam gambaran tersebut, tetapi ia boleh dikatakan dapat dikemukakan secara dominan atau tradisi ‘orthodox’. Pendekatan sempadan yang mana telah menerima perhatian orang ramai di dalam beberapa tahun yang lalu melalui penerbitan dan persekitaran media di dalam persekitaran teks ekonomi di UK dan di panggil “Pearce Report”, “Blueprint for a Green Economy”.

Dari segi buadaya juga amat penting dalam isu penghijauan (going green) ini yang mana membudaya masyarakat untuk terus memberi sokongan dengan pelbagai cara. Akhirnya akan timbul membudayakan sifat penghijauan (going green). Dari segi politik juga memberikan pengaruh going green yang mana sesuatu cuba menggambarkan bahawa sesebuah parti itu termasuk dalam going green dari pelbagai aspek iaitu cara pemilihan, pengundian dan sebagainya.

Kalau kita lihat aspek penghijauan (going green) itu dari aspek perniagaan juga memainkan peranan penting. Menurut Wheatley, Malcolm (1993) mengatakan bahawa going green ini dianggap sebagai isu persaingan. Di dalam bidang perniagaan perlu memastikan kilang-kilang juga dalam proses penghijauan tidak tercemar, lebih efisien, mengurangkan intensif tenaga dan menggunakan serta memproduksikan secara persekitaran yang lebih baik di dalam penggunaan bahan-bahan kimia dan bahan-bahan lain.

Isu penghijauan (going green) telah sampai ke peringkat global. Banyak program-program yang telah dilakukan. Sebagai contoh kereta terkenal berjenama Honda juga telah mengimplementasikan konsep going green yang mana telah mengeluarkan sejenis kereta yang dinamakan Hybrid. Konsep yang digunakan adalah lebih bersifat mesra alam dan pencemaran amat minimum. Codntoh lain seperti Colarado, pihak kerajaan membuat Pusat Persidangan Colarado berkonsepkan going green yang mana menggunakan sistem kuasa solar. Ini akan mengurangkan kesan terhadap bumi kita dan salah satu inisiatif untuk membantu penghijauan (going green). Satu contoh lagi adalah kempen pihak Tesco yang mana telah bermula kempen untuk mengurangkan penggunaan beg plastik sejak dua tahun yang lalu. Secara tidak langsung pihak Tesco menjual beg kain yang dinamakan ”Bag For Life” dengan harga yang berpatutan untuk digunakan semula jika ingin membeli barang-barang jika ke Tesco lagi. Pihak Tesco juga melancarkan kempen Green Club Card.

Dalam hal isu penghijauan juga, pihak kerajaan mula membuka mata dan sensitif dengan isu penghijauan (going green) ini yang mana bermula tahun ini pihak kementerian juga akan memainkan peranan sebagai pemangkin dalam gerak usaha menggalalakkan masyarakat mula sedar betapa pentingnya isu penghijauan ini. Contohnya kerajaan mewujudkan satu kementerian iaitu di namakan Kementerian Tenaga, Teknologi Hijau dan Air. Ini adalah bermulanya satu langkah baru untuk memperkemaskan lagi terhadap isu penghijauan (going green) ini.

Dalam kajian ini adalah untuk melihat bagaimana persepsi masyarakat bandar dan di luar bandar terhadap isu-isu penghijauan (Going Green) di Malaysia. Pengkaji melihat dari latar belakang tempat tinggal iaitu menetap di bandar dan luar bandar. Pengkaji ingin melihat perbezaan persepsi masyarakat bandar dan luar bandar mengenai isu-isu penghijauan (going green). Persepsi masyarakat tentang isu-isu penghijauan (going green) ini dikategorikan kepada 3 kategori iaitu pemahaman, bentuk isu going green dan dari segi penilaian.

Objektif

Objektif di dalam kajian ini adalah :

  1. Untuk mengetahui pemahaman masyarakat bandar dan luar bandar tentang penghijauan (going green).
  2. Untuk mengetahui pelbagai bentuk isu-isu penghijauan (going green) di kalangan masyarakat bandar dan luar bandar.
  3. Untuk mengetahui penilaian masyarakat terhadap isu-isu penghijauan (going green) di kalangan masyarakat bandar dan luar bandar.

Tinjauan Kesusasteraan

Kajian ini melihat bagaimana perubahan berlaku antara tahun 1990 dan 2003 dan mengeksploitasikan hubungkait antara kesihatan dan persekitran yang alami dan lebih fokus ke arah isu-isu yang berkaitan dengan ruang yang kehijauan. Analisis itu menunjukkan membuka ruang kepada ruang kehijauan antara tahun 1990 dan 2003. Yang demikian perubahan telah disumbangkan secara berbeza antara kumpulan populasi. (A. Kessel, J. Green, R Pinder, P. Wilkinson, C. Grundy dan K. Lachowycz. 2001).

Kajian ini menjelaskan cara mengurangkan pembaziran masa mengenai perkhidmatan makanan dan tidak akan berlaku kehijauan jika ia tidak mencabar. Kitarsemula kadang-kadang boleh menambahkan kerja dan boleh memberikan kehijauan. Kajian yang diperolehi adalah ibu bapa agak sukar untuk makan bersama anak-anaknya yang bersekolah dan pembaziran masa akan berlaku dan perkara ini akan memberikan kesan kepada ibu bapa tersebut. (Jim McCaffree, 2009)

Kajian ini melihat kesan persekitaran di dalam industri perkhidmatan dan produk di dalam latihan untuk kehijauan. Kajian ini juga memperlihatkan tentang kehijauan di dalam perkhidmatan-perkhidmatan matrix. Ia juga melihat bagaimana untuk mengimplikasikan di dalam organisasi untuk mengurangkan, mengimpalbalik dan digunakan semula di dalam usaha untuk lebih komitmen secara persekitaran. (Stephen J. Grove, Raymond P. Fisk, Gregory M. Pickett dan Norman Kangun, 1996)

Kajian seterusnya adalah mengenai mengexplotasikan evaluasi di dalam kes pasaran untuk mendapatkan tenaga yang kehijauan iaitu kesegaran. Artikel ini menggunakan pendekatan perspektif Multiple. Di dalam hasil kajian yang diperolehi adalah memberikan cara-cara untuk meningkatkan penggunaan tenaga dan megurangkan impak persekitaran energy green dan memberikan elemen-elemen strategic untuk memastikan penumbuhan ekonomi di dalam jangka masa yang panjang. (Robert R Hormon dan Kelly R. Cowan, 2001)

Pada tahun 2005, Shaharudin Ahmad dan Nororazuan Md. Hashim membuat kajian tentang pencemaran udara disebabkan jerebu mempunyai pertalian kuat dengan kehadiran titik panas yang dicerap daripada imej setelit Pulau Sumatera, Indonesia. Artikel ini menggunakan kaedah pemetaan Kontur GIS. Di dalam hasil kajian yang diperolehi ialah menunjukkan terdapat trend perubahan kepekatan pencemar akibat daripada perubahan arah dan kelajuan angin lazim barat daya semasa episode berkenaan.

Patrick Moriarty dan Damon Honnery pada tahun 2008 membuat kajian tentang melihat green iaitu dua major yang mencabar iaitu polusi udara dari ekzos dan perubahan global dari segi gas. Artikel ini menggunakan pendekatan technical solution. Di dalam hasil kajian yang diperolehi adalah membuat rangkuman bahawa finding iaitu technical solution tidak mungkin. Dengan itu harus merubah ke alternatif lain iaitu sistem pengangkutan.

Kajian ini tentang meningkatkan tarikan di dalam sektor akademik, kerajaan dan sektor swasta dan sangat penting adalah untuk megetahui langkah apakah yang perlu dilakukan setiap perbezaan daripada tempat ke tempat. Di dalam artikel ini juga mencari kemunculan dalam bentuk spatial yang dilaksanakan oleh Majlis Bangunan Penghijauan U.S (USGBC). Sebagai contoh di lihat kepada tenaga kerja yang baik iaitu green. (Julie Cidell dan Alexander Beata, 2009)

Persoalan Kajian

Persoalan kajian yang akan dikaji adalah bagaimana pandangan masyarakat bandar dan luar bandar mengenai isu-isu penghijauan (going green) di Malaysia. Dan yang kedua adalah apakah isu-isu penghijauan yang difahami di kalangan masyarakat bandar dan luar bandar di Malaysia.

Kaedah Kajian

Kaedah kajian yang dilakukan adalah kaedah kualitatif iaitu temubual secara mendalam (in-depth interviews) Ia juga bersifat Structured Interview yang mana soalan kepada informan telah ditulis dan pertanyaan berbentuk struktur dan teratur. Pengkaji menggunakan kaedah ini kerana menggunakan soalan yang sama dan jawapan yang sama berpandukan soalan-soalan yang berstruktur yang telah diajukan kepada informan-informan.

Menurut (Ratchmat Kriyantono, 2006), temubual mendalam adalah suatu cara mengumpulkan data ke atas informasi dengan cara menatap muka (face to face) dengan informan agar mendapatkan data yang lebih lengkap dan secara mendalam. Temubual ini dilakukan dengan kekerapan tinggi (berulang-ulang) secara intensif. Manakala temubual secara tersturktur (structured interview), pengkaji menggunakan cara temubual (interview guide/schedule), yang merupakan bentuk spesifik dan instruksi mengarahkan pengkaji dalam rangka melakukan temubual. Temubual ini juga dikenali sebagai temubual sistematik. Soalan-soalan yang diajukan kepada informan telah disusun secara teratur.

Pengkaji menggunakan jenis purposive Sampling yang mana informan dipilih berdasarkan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan. Informan juga ditentukan berdasarkan latarbelakang yang menetap di bandar dan di luar bandar

Struktur ini urutan dengan objektif dan berpandukan soalan-soalan sebanyak 6 soalan seperti berikut :

  1. Apakah yang anda mengetahui tentang going green ?
  2. Bagaimana tanggapan anda tentang going green ?
  3. Adakah anda pernah mendapatkan pendedahan tentang going green ?
  4. Apakah jenis-jenis going green dalam pendedahan tersebut ?
  5. Apakah going green membawa pengaruh dalam persekitaran ?
  6. Apakah perubahan yang berlaku setelah program going green ?

Kriteria persampelan:-

  1. Diambil dari 4 orang infoman iaitu 2 orang yang menetap di bandar dan 2 orang yang menetap di luar bandar.
  2. Sampel yang menjadi informan kajian adalah berlatarbelakang tahap pendidikan Sarjana Muda . Pengkaji menggunakan jenis purposive Sampling – Dipilih sampel berdasarkan kriteria-kriteria tertentu di atas tujuan kajian.

Perlaksanaan serta Prosedur Kajian Mengikut Kaedah Pilihan.

Bagi kajian ini empat orang informan telah dipilih. Mereka terdiri daripada 2 orang yang menetap di bandar dan 2 orang yang menetap di luar bandar dan berpendidikan Sarjana Muda yang mana terdedah dengan isu-isu penghijauan.

Temubual telah digunakan secara berstruktur dalam masa 2 hari iaitu 2 orang informan dari bandar di kawasan Gombak dan 2 orang dari kawasan luar bandar iaitu di Sabak Bernam, Selangor. Selama setengah jam setiap seorang informan. Temubual tidak menggunakan sebarang rakaman tetapi mencatat berbentuk tulisan informasi daripada informan.

Analisis Data

Dari 4 temubual tersebut, telah diteliti oleh pengkaji dan satu sketma analisis dibentuk berdasarkan mengikut tema objektif seperti berikut :

A. Hasil kajian melihat Informan 1 dan 2 yang menetap di bandar.

  1. Dari segi Pemahaman

Berdasarkan temubual tersebut kedua-dua informan mengetahui dan memahami tentang going green

  1. Dari segi Bentuk Isu Going Green

Berdasarkan temubual tersebut, pada dasarnya kedua-dua informan mengetahui tentang going green dan jenis-jenis going green itu adalah penghijauan pemasaran, persekitaran, kitar semula sampah dan pengurangan asap kenderaan.

  1. Dari segi Penilaian

Berdasarkan temubual tersebut, informan 1 di bandar berpendapat bahawa going green membawa pengaruh dalam persekitaran seperti tempat menjadi bersih, berkurangnya asap kenderaan.

Berdasarkan temubual tersebut, kedua-dua informan di bandar mengetahui bahawa program going green banyak membawa perubahan seperti memberi semangat terhadap alam, menambah keselesaan hidup menjadi sihat dan ceria.

B. Hasil kajian melihat Informan 3 dan 4 di luar bandar.

1. Dari segi Pemahaman

Berdasarkan temubual tersebut, informan luar bandar kurang memahami tentang going green dan beranggapan hanya sedikit informasi mengenainya.

2. Dari segi Bentuk Isu Going Green

Berdasarkan temubual tersebut, informan di luar bandar kurang mengetahui going green dan hanya mendapat pendedahan melalui dari televisyen dan cerita dari orang lain.

Berdasarkan temubual tersebut, informan luar bandar mengetahui jenis-jenis dan mengenai menjaga lingkungan sampah, kempen tutup lampu sejam dan menjaga keseimbangan alam dengan meningkatkan penanaman pokok- pokok hijau.

3. Dari segi Penilaian

Berdasarkan temubual tersebut, informan 3 mengatakan bahawa banyak memberi pengaruh iaitu memberikan kesedaran kepada orang ramai tentang betapa pentingnya tumbuhan hijau manakala informan 4 kurang mengetahui tentang pengaruh going green terhadap persekitaran tetapi mengetahui bahawa going green itu memberikan manfaat.

Kedua-dua informan mengatakan bahawa going green pasti membawa perubahan seperti mengelak dari banjir, mengurangkan jerebu, mendapatkan udara yang bersih dan menjadikan tempat buangan sampah yang sesuai, mengurangkan panas terik dan menjadikan tanah tidak kering.

Interprestasi Data

Data dihuraikan mengikut 3 tema tersebut iaitu :

Tema satu merujuk kepada informan 1 dan 2 yang menetap di bandar yang mana telah memberikan satu gambaran bahawa mengetahui dan memahami tentang going green. Manakala informan 3 dan 4 yang menetap di luar bandarkurang memahami tentang going green dan beranggapan hanya sedikit informasi mengenainya

Tema kedua merujuk kepada informan 1 dan 2 yang menetap di bandar bahawa kedua-dua informan mengetahui tentang going green dan jenis-jenis going green itu adalah penghijauan pemasaran, persekitaran, kitar semula sampah dan pengurangan asap kenderaan. Manakala informan 3 dan 4 yang menetap di luar bandar kurang mengetahui going green dan hanya mendapat pendedahan melalui dari televisyen dan cerita dari orang lain.

Tema ketiga merujuk kepada informan 1 dan 2 yang menetap di bandar bahawa going green membawa pengaruh dalam persekitaran seperti tempat menjadi bersih, berkurangnya asap kenderaan. Berdasarkan temubual tersebut juga , kedua-dua informan di bandar mengetahui bahawa program going green banyak membawa perubahan seperti memberi semangat terhadap alam, menambah keselesaan hidup menjadi sihat dan ceria. Manakala merujuk kepada informan 3 yang menetap di luar bandar bahawa bahawa banyak memberi pengaruh iaitu memberikan kesedaran kepada orang ramai tentang betapa pentingnya tumbuhan hijau manakala informan 4 kurang mengetahui tentang pengaruh going green terhadap persekitaran tetapi mengetahui bahawa going green itu memberikan manfaat. Kedua-dua informan mengatakan bahawa going green pasti membawa perubahan seperti mengelak dari banjir, mengurangkan jerebu, mendapatkan udara yang bersih dan menjadikan tempat buangan sampah yang sesuai, mengurangkan panas terik dan menjadikan tanah tidak kering.

Penutup

Kajian ini di buat berdasarkan untuk mengenalpasti informan mengetahui tahap pemahaman, bentuk atau jenis-jenis going green dan penilaian terhadap isu-isu going green terutamanya di kawasan bandar dan luar bandar. Hasilnya menunjukkan bahawa orang yang menetap di bandar lebih banyak mengetahui tentang isu-isu penghijauan (going green) berbanding orang yang menetap di luar bandar. Ini menunjukkan juga informasi sangat penting dalam menyampaikan mesej sesuatu isu terutamanya isu-isu penghijauan (going green). Isu penghijauan (going green) sedang hangat diperkatakan di seluruh dunia dan telah banyak program-program tentang penghijauan (going green) telah dilaksanakan tetapi tahap kesedaran masyarakat belum nampak kesan yang mendalam. Isu-isu penghijauan (going green) perlu dihebahkan lagi kepada masyarakat dan menyedarkan apa yang sedang kita hadapi di bumi ini memandangkan kemusnahan itu datang dari manusia itu sendiri.